Sabtu, 27 Februari 2010

Simarsikkam : bodoh atau polos?

        Simarsikkam, adalah nama seorang anak remaja yang ditinggal mati ayah ibunya. Keadaan ini membuat dia harus tinggal bersama pamannya. Pengalaman hidup yang sulit di masa lalu ternyata membuat Simarsikkam sedikit kaku dan terkesan kurang bijak. Pada hari-hari pertama bersama paman, Simarsikkam harus berhadapan dengan pekerjaan-pekerjaan baru. Pamannya berkata : "Simarsikkam..... mulai hari ini, pekerjaanmu cukup dulu mengantar nasi (maksudnya untuk makan siang) ke ladang". Simarsikkam : "baik paman". Esok hari tiba, dia menerima pesan dari pamannya di pagi hari : "nanti kalau sudah pukul 12.00, antar nasi paman.. tapi jalannya harus pelan-pelan ya..". Dengan sigap Simarsikkam menjawab : "beres paman". Waktunya pun tiba.. Simarsikkam bergegas berangkat ke ladang sambil mengingat pesan pamannya (takut salah ya?) "jalannya harus pelan-pelan". Dan benar, dia melangkah dengan sangat pelan... semakin dia ingat pesan itu, semakin dia memperlambat langkahnya... dan lambat sekali... sampai akhirnya Simarsikkam tiba di ladang hampir pukul 15.00. Diapun disambut oleh paman dengan amarah.....(pastilah karena lapar). Simarsikkam kelihatan pucat dan dari mulutnya terucap : "maaf paman.. besok aku akan datang cepat". "Okelah, besok harus cepat" (Amarah pamanya sudah turun). Keesokan harinya, benarlah Simarsikkam bergegas lebih cepat karena takut terlambat lagi. Dia tergesa-gesa.. dan di jalan pun kakinya semakin cepat saja melangkah...dan kelihatan mulai berlari..... dan "prakkk", sebatang kayu ternyata telah tertabrak kalinya.... sial.. nasi tumpah ke tanah... (pastlah kita tahu.... Simarsikkam kena marah lagi kan?)

        Dalam pekerjaan yang dipercayakan paman, ternyata untuk pertama kali Simarsikkam gagal. Ceritanya, paman menganti pekerjaannya menjadi gembala kerbau. Pagi dan sore kerbau paman harus dipindahkan dari padang rumput yang satu ke padang rumput yang lain. Sebenarnya pekerjaan ini mudah, tidak perlu membutuhkan energi berpikir, sehingga dengan senang hati Simarsikkam mengIYAkan. Start pertama, paman berpesan kepada Simarsikam tentang tehnik kerja yang harus dilakukan. "Simarsikkam, pagi ini kerjamu memindahkan kerbau kita dari padang rumput yang di sana (sambil menunjuk) ke padang rumput yang di sana (menunjuk arah lain). Tapi ingat ya... talinya harus pendek...." Spontan Simarsikkam menjawab : "ya paman". Sambil bersiul-siul Simarsikkam berangkat dan menarik tali kerbau menuju padang rumput yang ditunjuk pamannya. Dia selalu ingat pesan paman : "talinya harus pendek", lalu diukurlah talinya 5 meter... terlalu panjang pikir Simarsikkam, 4 meter masih terlalu panjang... 3 juga masih terlalu panjang... akhirnya Simarsikkam memutuskan memakai tali kerbau itu dengan panjang 2 meter untuk diikatkan ke tempat penambatan. Lalu diapun pulang ke kampung. Sore hari hari Simarsikkam kembali berangkat untuk melihat kerbau itu. Astaga... kerbaunya tidur... (ah mungkin kekenyangan pikir Simarsikkam). Dia pun mendekat.... ternyata kerbaunya sudah lemas... (dengan tali 2 meter tidak bisa menjangkau rumput..). Sudah dapat kita duga, Simarsikkam pasti dapat jatah amarah pamannya... "Payah kau Simarsikkam.... besok talinya harus panjang dibuat, supaya kebaunya bisa makan, tahu?". Dengan terbata-bata "Iiiiiiya paman" (Simarsikkam ketakutan). Esok harinya, kembali Simarsikkam memulai pekerjaannya. Pesan yang dia ingat : "talinya harus panjang". 5 meter... masih kurang, 6, 7, 8, 9, 10 masih kurang pikirnya. 15 meter pasti sudah cukup pikirnya lagi sambil mengikat tali di tampat penambatannya.. Dia pulang... tapi sorenya dia kembali terkejut, kerbaunya tidur... (dia masih trauma dengan kejadian semalam). Diapun mendekat, dan memang benar... kerbaunya tertidur. Bukan karena lapar, tapi karena kekenyangan.... betapa tidak... karena padi milik orang lain itu pun, yang disekitar padang rumput sudah menjadi sasaran empuk si kerbau. Memang tali yang dibuat Simarsikkam terlalu panjang.... Kasihan Simarsikkam.... dapat jatah amarah lagi... (tamat) Makanya tidak cukup hanya pintar (ilmu), tapi perlu bijaksana agar dapat "mengukur" bagaimana sepantasnya....Amsal 1 : 7

PANDUAN SINGKAT PEMBUATAN PUPUK HAYATI BONGGOL PISANG UNTUK KESUBURAN TANAH Terima kasih kepada abanganda YM Tonny Saritua Purba (Penyuluh ...